Senin, 08 Juni 2015

Kebudayaan Dalam Islam


A.    Pengertian Kebudayaan Dan Islam
Kebudayaan merupakan sebuah kesenian dan unsur-unsur adat yang unik.  Dalam bahasa asing yang berpengertian sama adalah culture (inggris), cultuur (Belanda), kultur (Jerman). Menurut J. Verkuyl mengatakan bahwa kebudayaan itu berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu budaya, bentuk jamak dari budi yang berarti roh atau aqal.
Kata “kebudayaan” berarti segala sesuatu yang di ciptakan manusia. (J.Verkuyl dalam mengenal islam oleh Jamal syarif Iberani dan M.M Hidayat,2003;89). Koentjaraningrat mempunyai pandangan yang serupa, bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yakni budhayah, yang merupakan bentuk jamak dari budhhi yang berarti budi dan aqal.
Dari berbagai definisi disimpulkan bahwa kebudayaan adalah suatu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide, gagasan yang  terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak, sedangkan perwujudhan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa prilaku,dan benda-benda bersifat nyata.
Sedangkan islam Islam berasal dari bahasa arab yaitu “Aslama-Yuslimu-Islaman” yang artinya selamat. Menurut istilah, Islam adalah agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya membawa rahmat bagi seluruh alam.
Kesimpulan :
Kebudayaan islam merupakan tingkah laku dan pemikiran umat muslim mengenai seputar kehidupan namun tidak bertentangan dengan ajaran agama  islam itu sendiri.

B.     Perbedaan kebudayaan barat dan kebudayaan Islam
v  Dalam pandangan kebudayaan barat masalah spiritual, rohani adalah masalah pribadi semata, sedangkan dalam islam adalah menjadi tanggung jawab sekelompok umat.
v  Kebudayaan barat menjadikan kehidupan ekonomi sebagai dasarnya dan pola etik didasarkan pula pada kehidupan ekonomi dan tidak menganggap penting kepercayaan  dalam kehidupan umum, sedangkan dalam kebudayaan islam lahir atas dasar rohani keimanan (kepercayaan).
Bidang-bidang kehidupan manusia yang erat kaitannya dengan kebudayaan adalah sebagai berikut:
v  Bidang sosial, ialah pergaulan hidup. Istilah ini ditujukan kepada pergaulan serta hubungan manusia dengan manusia lainnya.
v  Bidang ekonomi, ekonomi merupakan penjelmaan naluri mempertahankan hidup yang disusun oleh pikiran. Hakikatnya, produksi, distribusi, dan konsumsi barang keperluan.

v  Bidang politik atau disebut juga ilmu tata Negara. Namun hakikatnya adalah penjelmaan pikiran untuk membentuk kekuasaan, yang dimaksudkan untuk menyusun struktur ekonomi dan sosial sebaik mungkin menurut cita dan pandangan tertentu.
v  Bidang pengetahuan, adalah pengalaman yang disalurkan oleh panca indra melalui proses pemikiran.
v  Bidang seni, adalah penjelmaan dari rasa keindahan dan estetika yaitu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan.
v  Bidang Filsafat, adalah penjelmaan pikiran mencari kebenaran. Hakikat itu berpengaruh dan menjadi pedoman dalam cita-cita, pandangan, sikap, prilaku, ciptaan manusia dalam mewujudkan nilai-nilai.
v  Bidang agama, Ilmu memandang agama sebagai kebudayaan, pandangan ilmu ini ditolak oleh islam. Islam ada dua jenis agama : Agama yang lahir dalam masyarakat sebagai hasil, cara berfikir/merasa anutan masyarakat dalam hubungannya dengan yang gaib.

C.    Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam
Kebudayaan muslim yang islami adalah kebudayaan atau karya budaya muslim yang komitmen pada islam. Bukan yang malah keluar dari sumber nilai islam itu sendiri. Sebagai contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari adalah fashion dimana model busana dan pakaian lebih cenderung menampilkan gaya dan model dari pada nilai ibadah, padahal didesaign oleh desaigner muslim tapi tidak bereferensi pada nilai-nilai Islam sehingga budaya yang dihasilkan secara prinsipil bertentangan dengan Al-Qur’an.  Berhubungan dengan kebudayaan dalam Islam, timbul pertanyaan adakah kebudayaan Non muslim yang Islami???
Dalam Islam diajarkan tentang kebersihan adalah sebagian dari iman “annadafhaafatul minal iman”, bahwa ditinjau dari segi kebersihan dan ketertiban masyarakat Singapura adalah Negara “Islamic” yang islami, yang membangun budaya bersih dan tertib adalah manifestasi kebudayaan Non muslim yang islami.
Menurut Sidi Gazalba dalam asas kebudayaan Islam bahwa ada tujuh bidang kebudayaan
v  Sosial (pergaulan hidup)
v  Ekonomi hubungan manusia dengan materi
v  Politik hubungan manusia dengan kekuasaan untuk mengatur sosial dan ekonomi
v  Pengetahuan, hubungan manusia dengan kebenaran; teknik; dan hubungan manusia dengan kerja
v  Seni, hubungan manusia dengan hal-hal yang menyenangkan
v  Filsafat, hubungan manusia dengan kebenaran
v  Agama, hubungan manusia yang kudus, yang gaib.
Menurut Antro[ologi agama merupakan kebudayaan, pandangan Islam menolak agama sebagai kebudayaan, tergantung agama yang dimaksud, Islm dapat menerima agama sebagai bidang kebudayaan, jika agama itu agama budaya.

Beberapa karakteristik kebudayaan Islam :
ü  Rabbaniyah. Kebudayaan Islam bernuansa ketuhanan.
ü  Akhlaqiyah. Kebudayaan Islam tidak ada pemisahan antara akhlaq dengan ilmu, perbuatan, ekonomi, politik, peperangan, serta akhlaq dengan semua degi kehidupann lainnya.
ü  Insaniyah. Kebudayaan Islam menghormati manusia, memelihara fitrah, kemuliaan dan hak-haknya.
ü  ‘Alamiyah. Kebudayaan islam berlaku bagi setiap manusia, maka dengan sendirinya pun ia bersifat ‘alamiyah (mendunia).
ü  Tasamuh. Islam dalam tidak mewajibkan orang non islam yang hidup dalam naungan kebudayaanna untuk menjalankan syariat Islam.
ü  Tanawwu’. Kebudayaan Islam bersifat tanawwu’ (beraneka warna).
ü  Wasathiyah. Kebudayaan Islam mencerminkan system wasath (pertengahan).
ü  Takamul (terpadu) yaitu saling mendukung antara kebudayaan Islam yang satu dengan kebudayaan islam yang lain.
ü  Bangga terhadap diri sendiri, yaitu bangga terhadap sumber kebudayaan yang berketuhanan, kemanusiaan dan bernuansa akhlaq.
Kebudayaan Islam merupakan kebudayaan yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma Islam, maka prinsip-prinsip kebudayaan Isam pun merujuk kepada Islam, yakni pada sumber ajaran islam itu sendiri, diantaranya :
a)      Menghormati akal. Islam menempatkan akal pada posisi yang terhormat. Sesuai dengan Q.S. Ali ‘Imran .3:190 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran allah) bagi orang-orang yang berakal. Kebudayaan islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak akal manusia.
b)     Memotivasi untuk menuntut dan meningkatkan ilmu. Prinsip ini diambil dari Q.S. Al-Mujadalah ,58:11 “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “berilah kelapangan didalam majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) oreang-orang yang beriman diantaramu.
c)      Menghindari taklid buta. Tidak asal mengikuti orang lain tanpa tahu alasannya.
d)     Tidak membuat pengrusakan. Sebagaimana dalam Q.S. Al-Qashash,28:77) “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugrahkan kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dab berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”.
e)      Islam menyuruh pemeluknya untuk mencari keridhaan Allah dalam semua nikmat.
f)       Islam menyuruh pemeluknya untuk meninggalkan daerahnya, berjalan ke negerim lain, menyambung silaturrahm dengan bangsa dan golongan lain serta saling bertukar pikiran dan pengalaman. Sesuai dengan Q.S. Al-Hajj,22:46) “maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati di dalam dada.
g)     Islam menyuruh pemeluknya untuk memeriksa dan menerima kebenaran, dari mana pun dan siapa pun. Sesuai dengan Q.S. Az-Zumar,39:17-18. “Yaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikui apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat.
D.    Masjid sebagai Pusat kebudayaan Islam
Secara Etimologi, masjid berasal dari kata sajada, yasjudu berarti bersujud. Masjid adalah institusi pertama yang dibangun Rasulullah SAW pada periode Madinah. Masjid merupakan rumah Allah (Baitullah) sehingga orang yang masuk ke masjid diperintahkan shalat dunnah tahiyyatul masjid sebanyak 2 rakaat. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, RA “Jika seseorang memasuki masjid janganlah duduk sebelum mengerjakan shalat 2 rakaat.”
Rasulullah melarang malakukan perdagangan/ jual-beli, bersuara keras, meludah, membawa bau busuk kedalam masjid. Perempuan yang haid dilarang masuk masjid dan perempuan yang memakai wangi-wangian.
Fungsi masjid sebagai pusat ibadah dan kebudayaan :
a)      Tempat ibadah, shalat fardhu dan shalat berjamaah, tempat I’ikaf  membaca Al-qur’an.
b)     Tempat melangsungkan pendidikan dan penerangan, tempat belajar bagi semua muslim untuk mendalami agama.
c)      Sebagai kepustakaan islam adalah pusat pendidikan dan pengajaran dan dakwah islam.
d)     Sebagai tempat sosial sebagai tempat hotel bagi seseorang sedang mengadakan perjalanan musafir.
e)      Tempat mengumumkan hal-hal penting terutama berkaitan dengan hidup dan kehidupan umat islam.
f)       Pusat masyarakat (comunity center).
g)     Pusat pengembangan budaya
h)     Tempat pengislaman, orang-orang nonmuslim masuk islam (Muallaf).
Fungsi masjid yang berkaitan dengan bidang-bidang kebudayaan :
1)      Bidang sosial, masjid sebagai tempat shalat mempertemukan orang-orang islam dari berbagai profesi dan latar belakang yang berbeda sehingga membentuk sebuah persaudaraan.
2)      Bidang ekonomi, pembinaan dan penanaman nilai ekonomi dilakukan di masjid melalui khutbah, ceramah, penerangan terhadap umat supaya dalam praktek ekonomi dikehidupan berlandasan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
3)      Bidang politik, Rasulullah mencontohkan menjadi imam didalam masjid dan diluar.
4)      Bidang ilmu pengetahuan, dibentuklah madrasah untuk melanjutkan fungsi masjid.
5)      Bidang seni, masjid selalu diibangun dengan arsiteksur yang indah, sesuai dengan perkembangan ruang dan waktu.
6)      Bidang filsafat, Masjid menjadi tempat i’tikaf bagi para filsuf untuk menenangkan pikirannya.
Masjid dapat berfungsi lebih efektif jika disediakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan, seperti :
v  Perpustakaan
v  Ruang diskusi
v  Ruang kuliah
Sesuai dengan perkembangan zaman, masjid-masjid di Indonesia telah banyak mengalami perubahan. Bangunannya berarsitektur indah serta mempunyai nilai seni yang tinggi. Namun sayang, masjid kini tidak seramai ornamennya. Manusia-manusia di dalamnya tidak semeriah ukiran-ukirannya. Masjid semakin lama semakin kehilangan fungsinya. Seperti berfungsi hanya untuk dilihat dan dinikmati keindahannya saja. Untuk itu diperlukan kegiatan-kegiatan positif agar dapat memotivasi umat untuk meriahkan masjid seperti berikut :
a)      Mengadakan pengajian secara rutin untuk membangun ruhiyah dan ukhuwah yang kuat.
b)     Melaksanakan diskusi, seminar, talkshow, serta training mengenai masalah-masalah keislaman yang aktual.
c)      Mengefektifkan Zakat, Infaq, serta Shadaqah, baik mengumpulkannya maupun membagikannya.
d)     Mengadakan dakwah bil hal (tidak hanya bil lisan) seperti memberikan santunan bagi jama’ah yang membutuhkan.
e)      Mendirikan taman baca dan perpustakaan masjid.
E.     Nilai-nilai Islam dalam Kebudayaan Nusantara
Dakwah Islam ke Indonesia lengkap dengan seni dan kebudayaanya. Islam tidak lepas dari budaya Arab, misalnya seni Arsitek pada masjid dari pengaruh seni Arab, Persia, Byzantium.
Perkembangan Islam di Indonesia tidaklah berjalan dengan mulus karena mengantisipasi adanya perbedaan antara ajaran Islam dengan kebudayaan Arab. Para Allah telah menerapkan ajaran islam kepada masyarakat melalui bahasa dan budaya daerah, sehingga secara tidak sengaja masyarakat dapat memperoleh nilai-nilai islam dan dapat diterapkan dalam kehidupan. Misalnya dalam upacara adat banyak menggunakan bahasa Arab (Al-Qur’an), yang sudah secara langsung masuk ke dalam bahasa daerah dan Indonesia. Hal tersebut tidak disasari bahwa sebenarnya yang dilaksanakan tidak lain adalah ajaran-ajaran Islam.



Daftar Pustaka

Dosen Universitas Mulawarmanl, 2010. Pendidikan Agama Islam. Samarinda: MPK-Universitas Mulawarman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar